How To S̶p̶e̶e̶d̶r̶u̶n̶ Agile Your Project

Hendrico Kristiawan
4 min readApr 10, 2022

--

Metode agile merupakan salah satu metode pengembangan software yang sedang trending belakangan ini. Metode ini banyak disukai karena cepat dan adaptif dengan perubahan. Sehingga jika client ingin meminta perubahan kepada developer, developer bisa langsung mengerjakan perubahan tersebut tanpa membutuhkan planning yang lama.

Agile Manifesto

  • Individuals and interactions over processes and tools
  • Working software over comprehensive documentation
  • Customer collaboration over contract negotiation
  • Responding to change over following a plan

Dari manifesto tersebut kita dapat melihat bahwa metode agile ini lebih mementingkan komunikasi dan hasil dibandingkan dengan hal lainnya.

  • Pada manifesto yang pertama, kita mementingkan interaksi dengan tim dibandingkan alat atau framework yang digunakan.
  • Manifesto kedua dapat diartikan bahwa software yang dibuat tidak perlu dokumentasi yang lengkap. Namun lebih baik kita dapat membuat software yang bekerja dengan baik tanpa masalah.
  • Manifesto yang ketiga, lebih baik kita mengikut sertakan pelanggan ke dalam proyek yang dibuat. Sehingga pelanggan dapat melihat sejauh mana perkembangan yang kita lakukan. Dengan begitu pekerjaan pelanggan tidak selesai sampai membuat kontrak saja.
    Manifesto
  • Manifesto yang terakhir menandakan bahwa kita tidak perlu terpaku terhadap rencana awal. Sehingga jika ada perubahan ditengah pekerjaan, kita tidak perlu melakukan perencanaan kembali atau menunggu pekerjaan selesai. Namun perubahan tersebut juga dapat dikerjakan dalam sprint yang sedang dilakukan.

Salah satu metode agile yang saya gunakan dalam pengerjaan PPL adalah metode scrum. Sehingga selanjutnya kita akan membahas metode scrum in action.

SCRUM

Pada metode scrum, pekerjaan akan dibagi menjadi bagian-bagian kecil yaitu tasks. Setiap pekerjaan tersebut akan memiliki bobot masing-masing yang sudah ditentukan. Lalu dalam masa sprint, pekerjaan tersebut akan dikerjakan oleh developer yang kemudian akan dilaporkan pada sprint review.

Role Scrum:

  • Product Owner: Tugas utama product owner adalah berkomunikasi dengan pelanggan.
  • Scrum Master: Tugas utama scrum master adalah memastikan bahwa developer bekerja dengan baik.
  • Developer: Tugas utama dari developer adalah membuat produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan

Kegiatan Scrum

  1. Fase Inisiasi
    Meskipun metode agile tidak mementingkan rencana, namun kita perlu membuat rencana awal. Hal yang perlu ditentukan seperti tujuan, epics atau fitur yang akan dibuat, dan product backlog atau hal yang diinginkan pelanggan.
  2. Sprint Planning
    Pada tahap ini kita membuat rencana mengenai bagaimana kita akan menjalankan sprint nantinya. Yaitu memecahkan backlog yang sudah dibuat sebelumnya menjadi task atau pekerjaan yang harus dilakukan dalam fase sprint. Task tersebut juga diberikan poin kesulitan dan prioritas seberapa penting harus dikerjakan.
  3. Fase Sprint
    Selanjutnya pada fase sprint, developer mulai bekerja untuk mengerjakan task yang sudah mereka pilih. Setelah itu akan ada daily standup meeting yang biasanya dilakukan setiap hari. Meeting tersebut akan membahas mengenai apa saja yang sudah dilakukan, apa yang selanjutnya akan dilakukan, dan apa kesulitan yang dihadapi.
  4. Sprint Review
    Setelah fase sprint selesai, tandanya pada developer untuk menunjukkan hasil pekerjaan yang sudah mereka kerjakan terhadap pelanggan yang meminta produk tersebut. Jika pelanggan sudah setuju, maka pekerjaan tersebut sudah dapat dideploy dan digunakan.
  5. Sprint Retrospective
    Di hari yang sama setelah melakukan sprint review, kita perlu melakukan sprint retrospective. Pada tahap ini kita mengevaluasi mengenai bagaimana sprint yang sudah dilalui. Sehingga saat kembali melakukan sprint review, sprint tersebut akan lebih baik dari sprint sebelumnya.

Stacey Matrix

Setelah kalian mengerti mengenai scrum, mungkin kalian masih belum mengerti kapan sebaiknya menggunakan metode scrum dan kapan menggunakan metode waterfall. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan stacey matrix. Stacey matrix menggambarkan proyek yang diminta oleh klien. Jika fitur-fitur yang diinginkan sudah diketahui dengan jelas dan teknologi yang akan digunakan juga sudah diketahui maka kita dapat menggunakan metode waterfall. Namun jika permintaan fitur dan teknologi yang digunakan belum diketahui dengan pasti, maka kita menggunakan metode scrum dikarenakan kita dapat melakukan perubahan ditengah-tengah progress. Namun hal yang perlu dihindari ketika permintaan fitur dan teknologi sama sekali belum diketahui. Karena hal tersebut akan menjadi “chaos” karena kita tidak mengetahui hal apa yang harus kita lakukan.

Penggunaan sprint dalam mengerjakan proyek PPL

Pada pengerjaan proyek PPL, terdapat beberapa perbedaan dari metode sprint sebenarnya. Namun inti dari sprint tersebut kami terapkan dalam pengerjaan. Fase sprint dilakukan selama 3 minggu dimana pada fase tersebut kita mengerjakan hal-hal yang sudah direncanakan sejak awal. Namun jika terdapat task yang belum selesai, maka task tersebut akan dipindahkan ke sprint selanjutnya. Kelompok kami juga cepat beradaptasi dengan perubahan dimana sering adanya perubahan rencana oleh pelanggan sehingga kami harus mau melakukan perubahan meskipun fitur tersebut sudah selesai.

Penutup

--

--